Siklus Akuntansi – Sebuah perusahaan membutuhkan bidang akuntansi demi keberlangsungan bisnis yang dijalankan. Hal ini karena akuntansi memiliki tujuan pokok untuk memaksimalkan kinerja sebuah usaha. Siklus akuntansi menjadi kegiatan penting dalam pengolahan data dalam suatu periode.
Jadi, siklus ini berupa proses penyusunan laporan keuangan yang dibuat secara rinci dan dapat dipertanggungjawabkan. Siklus dalam kegiatan akuntansi banyak dipilih oleh perusahaan dengan skala kecil maupun besar.
Maka dari itu bagi yang ingin mengetahui lebih rinci mulai dari pengertian siklus akuntansi dan tahapan untuk menyusunnya silahkan simak penjelasan berikut ini yang sudah di paparkan DomainJava.com.
Siklus akuntasi adalah proses panjang berupa aktivitas analisis dan pencatatan transaksi binsis yang ditutup dengan persiapan untuk aktivitas akuntansi di periode berikutnya. Mungkin kamu juga sudah tidak asing dengan proses atau kegiatan akuntansi di sebuah perusahaan.
Adapun aktivitas-aktivitas tersebut adalah mencatat, mengklasifikasi, dan melaporkan kegiatan transaksi keuangan. Ketiga aktivitas tersebut disatukan berdasarkan periode tertentu yang dikenal dengan siklus akuntansi.
Jadi singkatnya siklus akuntansi merupakan proses pembuatan dan penyusunan laporan keuangan dalam jangka tertentu dan bisa dipertanggungjawabkan.
Tahap-Tahap Menyusun Siklus Akuntansi
Pada dasarnya, siklus akuntansi bukanlah sesuatu yang terjadi begitu saja. Dibutuhkan tahap-tahap penyusunan yang sistematis agar bekerja dengan maksimal di sebuah perusahaan. Adapun tahap-tahap menyusun siklus ini adalah sebagai berikut.
1. Identifikasi Transaksi
Identifikasi transaksi menjadi tahap pertama dalam menyusun siklus akuntansi. Proses ini meliputi pengumpulan setiap transaksi yang ada dalam kurun waktu tertentu. Kamu memerlukan berbagai sumber dokumen yang kredibel seperti faktur, penerimaan kas, kwitansi, dan lain sebagainya.
Oleh karena itu, pastikan kamu memperhatikan setiap dokumen keuangan yang dibutuhkan. Dengan demikian, laporan siklus keuangan yang dibuat dapat dipertanggungjawabkan.
2. Memindahkan Isi Jurnal ke Buku Besar
Jurnal transaksi berisi ringkasan dari seluruh transaksi yang dilakukan perusahaan. Jadi, bagian ini merupakan wadah pencatatan yang dikenal dengan istilah jurnal. Proses pemindahan catatan ke dalam jurnal harus sesuai dengan jenis transaksi yang dilakukan.
Adapun proses pemindahan catatan dari jurnal ke buku besar dalam bidang keuangan disebut dengan istilah posting. Selain itu, buku besar juga berisi kumpulan rekening pembukuan dari setiap aset perusahaan.
Dengan demikian, laporan keuangan dalam buku besar merupakan satu kesatuan yang berisi penjelasan yang rinci dan lengkap.
3. Penyusunan Neraca Saldo
Di dalam neraca saldo berisi daftar akun yang aktif beserta nominal saldonya. Pada dasarnya, neraca tersebut merupakan bukti dari segi kredit dan debit yang seimbang. Hal yang kamu butuhkan dalam menyusun neraca saldo adalah menyalin nilai saldo ke setiap akun.
Mungkin sekilas memang terdengar mudah, namun kamu juga perlu menghitung nominal saldo di dalam buku besar. Dengan demikian, proses penyusunan neraca saldo lebih sistematis dan minim potensi kesalahan.
4. Membuat Jurnal Penyesuaian dan Mempostingnya
Terkadang memang banyak didapati kekeliruan ketika melakukan penjurnalan dan posting. Oleh karena itu, kamu membutuhkan tahap membuat jurnal penyesuaian. Adapun tahap ini akan memastikan semua biaya yang sudah tercatat pada periode yang sesuai.
Pada dasarnya, ada beberapa ppoin yang dibutuhkan dalam proses jurnal penyesuaian. Poin pertama adalah jurnal penyesuaian merupakan koreksi dari kekeliruan saat penjurnalan. Poin kedua adalah proses mencatat penyusutan aset yang bersifat tetap.
5. Menyusun Ulang Neraca Saldo Setelah Membuat Jurnal Penyesuaian
Jika jurnal penyesuaian sudah selesai dibuat, kamu juga perlu menyusun ulang isi dari neraca saldo. Hal ini karena neraca saldo akan digunakan sebagai sumber data utama dalam kegiatan penyusunan laporan akuntansi.
Saat melakukan tahap ini, akun-akun yang mengalami penyesuaian akan mengalami perubahan nilai. Tak heran jika nilai saldo pada neraca memang harus sesuai dengan data yang ada. Pada dasarnya, kamu bisa menyesuaikan data pada neraca dengan menjumlahkan dan mengurangi nilai.
Terutama pada akun yang sedang dikerjakan. Dengan demikian, nilai saldo yang ada pada neraca akan lebih akurat dibanding sebelumnya.
6. Menyusun Laporan Keuangan sesuai Informasi Pada Neraca Saldo
Proses penyusunan laporan keuangan membutuhkan beberapa penjelasan, misalnya perubahan modal, laporan laba dan rugi, dan neraca. Selain itu, tahapan ini juga membutuhkan proses pemindahan informasi akun. Terutama pada neraca saldo yang dibuat untuk laporan keuangan.
Adapun proses pencatatan tersebut juga perlu disesuaikan dengan format yang ada dalam laporan keuangan. Pada sebuah laporan neraca, kamu perlu mengisi posisi keuangan dari perusahaan atau bisnis yang dijalankan.
Mulai dari utang, aset, dan modal dari periode siklus yang dicatat secara terperinci dan lengkap. Proses penyusunan laporan neraca juga sebenarnya sederhana karena kamu hanya perlu membuat tabel neraca yang sesuai.
Lakukan hal tersebut saat menyusun data di lembar neraca sesuai dengan bagian yang ada di neraca keuangan.
7. Membuat dan Membukukan Jurnal di Buku Besar
Proses pemuatan jurnal ini berhubungan dengan proses penutupat informasi setiap akun yang ada. Misalnya dengan laporan laba rugi dan perubahan modal. Artinya, proses pembuatan jurnal penutup dilakukan untuk menghindari resiko yang terjadi pada proses perhitungan siklus akuntansi.
Dengan demikian, jurnal penutup melipuni hal seperti pendapatan, beban, dan perubahan modal yang terjadi. Ketiga elemen tersebut perlu diperhatikan saat membukukan jurnal di buku besar akuntansi.
Ketidaktelitian pada tahap ini dapat membuat laporan keuangan yang dibuat menjadi kurang akurat. Dengan demikian, kamu tidak boleh menyepelekan salah satunya.
8. Membuat Neraca Saldo setelah Penutupan
Adapun maksud dari tahap ini dilakukan agar informasi akun balance atau seimbang. Dengan demikian, kegiatan ajuntansi di siklus berikutnya bisa dimulai tanpa kesalahan yang berarti. Proses penyusunan neraca saldo penutupan dilakukan dengan mencatan akun-akun yang masih bernilai.
9. Membuat dan Membukukan Jurnal Pembalik
Adapun proses pembukuan jurnal terbalik ini dilakukan pada buku besar. Proses ini merupakan yang terakhir dilakukan. Biasanya pembukuan jurnal pembalik ini terjadi beberapa waktu sebelum memulai periode siklus keuangan berikutnya.
Sebenarnya, proses membuat dan membukukan jurnal pembalik juga tidak diperlukan apabila laporan dalam laporan siklus keuangan. Tujuan dari pembuatan jurnal pembalik ini sebenarnya untuk menyederhanakan pencatatan transaksi.
Jadi, jurnal pembalik ini dibuat apabila ada catatan transaksi bersifat repetitif pada bagian tertentu. Hal ini menyebabkan proses pembuatan dan pembukuan jurnal pembalik tidak wajib.
Laporan Siklus Akuntansi dan Pengaruhnya Terhadap Perusahaan
Perusahaan yang membuat laporan siklus akuntansi secara rutin akan mengetahui alur keuangan yang ada di dalamnya. Baik siklus tersebut berupa perusahaan dagang, jasa, maupun manufaktur. Hal inilah yang membuat laporan siklus keuangan sangat krusial bagi pemilik perusahaan.
Adapun proses pengambilan keputusan dan kinerja bisnis akan menjadi lebih tepat dengan memperhatikan laporan siklus keuangan yang ada. Agar perusahaan atau bisnis yang dijalankan dapat berkembang dengan baik, maka tidak perlu ragu menyusun laporan keuangan ini.
Simak juga penjelasan mengenai contoh daftar pustaka dan sebuah pengertian analisis, karena ini penting banget jadi kalian harus mengetahuinya.
Siklus akuntansi pada dasarnya memiliki beberapa tahap yang perlu diperhatikan dengan benar. Kamu perlu mengetahuinya apabila menjalankan sebuah perusahaan atau bisnis. Dengan demikian, perkembangan bisnis yang dijalankan lebih terpantau secara signifikan.
The post Pengertian Siklus Akuntansi dan Cara Menyusunnya dalam Perusahaan appeared first on DomainJava.com.